Gadis pintar berambut panjang itu dipanggil Ati. Lebih lengkapnya Melati Mengharumi. Entah apa yang ada dipikiran kedua orangtuanya saat memberikan nama itu dulu. Melati, tentu nama yang indah tapi, Mengharumi? Ayah dan Ibunya mungkin hanya ingin Ati tumbuh menjadi wanita yang mampu mengharumkan nama keluarganya. Yang dapat mengangkat derajat kedua orangtuanya, ayah yang hanya bekerja sebagai buruh tani dan ibu seorang buruh cuci. Namun, tidak dengan teman-teman sekolah Ati, mereka tidak peduli. Ati, satu-satunya murid yang masuk ke SMA elit itu karena mendapat beasiswa menjadi dikucilkan.Terlebih dengan namanya yang dianggap tanggung. Jadilah nama Melati Mengarumi sering dijadikan bahan olokkan. Melati Mengharumi Kamar Mandi, Melati Mengahrumi Yang Bau Sekali sampai Melati Mengharumi Sampah Di Malam Hari.
Perlakuan yang sangat menyakitkan. Ati sudah ratusan bahkan ribuan kali menangisi hal itu. Memang, saat Ati masih SD dulu dia masih bisa marah atau menangis keras-keras karenanya. Tapi, SMA kini, dia harus lebih dewasa. Tidak, dia tak ingin lagi mengamburkan air matanya untuk hal itu. Walau rasanya masih sangat sakit. Bukan. Bukannya Ati diam saja. Dia sudah berkali-kali menegur teman-temannya. Tetap, masih banyak yang tidak peduli. Bahkan wali kelasnya yang pernah tanpa sengaja mendengar ejekkan tersebut sudah juga menegur. Namun Ati, malah semakin dicemooh. Dijuluki si tukang ngadu atau sebagainya.
Perlakuan yang sangat menyakitkan. Ati sudah ratusan bahkan ribuan kali menangisi hal itu. Memang, saat Ati masih SD dulu dia masih bisa marah atau menangis keras-keras karenanya. Tapi, SMA kini, dia harus lebih dewasa. Tidak, dia tak ingin lagi mengamburkan air matanya untuk hal itu. Walau rasanya masih sangat sakit. Bukan. Bukannya Ati diam saja. Dia sudah berkali-kali menegur teman-temannya. Tetap, masih banyak yang tidak peduli. Bahkan wali kelasnya yang pernah tanpa sengaja mendengar ejekkan tersebut sudah juga menegur. Namun Ati, malah semakin dicemooh. Dijuluki si tukang ngadu atau sebagainya.
Ada apa sebenarnya? mungkinkah masih banyak orang dalam hidup ini yang lebih mementingkan strata sosial? lebih memilih membeda-bedakan keindahan persahabatan? Lebih senang menjadikkan perbedaan di dunia ini sebagai permusahan?
Yah Kemungkinan itu tentu masih ada. Namun tak apa, bagi Ati itu semua hanya perlu diambil hikmahnya. Ia tetap bersyukur. Masih ada teman-temannya yang peduli padanya, beberapa teman yang selalu menghibur dan menyemangatinya, ditambah dukungan penuh dari keluarganya. Ati pun tumbuh menjadi wanita yang kuat dan berambisi. Dia ingin membuktikan pada dunia bahwa ejekan dan cemoohan bukan sebuah hambatan besar dalam hidup. Ati berjanji pada dirinya dan dunia dia akan meraih cita-citanya. Otaknya yang cemerlang, ditambah harapan, keyakinan dan yang terpenting tekad yang kuat, bukan hal yang sulit bagi Ati untuk mendapatkan mimpinya. Menjadi arsitek.
Ati, satu-satunya murid yang diterima di SMA elit itu karena mendapat beasiswa. Ati, seorang gadis miskin yang sering diejek. Menjadi satu-satunya murid dari SMA itu yang diterima kuliah di luar negeri bebas biaya. Satu-satunya murid dari SMA itu yang mendapatkan kuliah arsitek di salah satu universitas terkemuka Prancis tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.
Liburan di Paris benar-benar menyenangkan. Ah, Sayang sekali liburan asik ini harus berakhir tepat esok hari. Lusa, orangtuaku harus kembali pada pekerjaannya di Indonesia. Fine, aku memutuskan menghabiskan sisa-sisa waktu di Paris ini untuk berkeliling-keliling di sekitar Menara Eiffel.
Diperjalanan, aku iseng ngeliatin seorang wanita yang sedang duduk memandangi Eiffel. Wanita muda cantik, berambut panjang dan...ah kayaknya aku kenal dia. Oh dia arsitektur asal Indonesia yang berkarier di Paris. Arsitek profesional yang telah banyak merancang bangunan-bangunan indah di Prancis. Arsitek yang telah mendapat banyak penghargaan. Mami juga membeli buku karangannya. Buku itu mengenai perjalan hidupnya dari bayi hingga dia bisa sesukses ini. Bingo! aku ingat sekarang, wanita itu bernama Melati Mengharumi.
Melati Mengharumi benar-benar tumbuh menjadi wanita yang harum. Tidak hanya mengharumkan nama keluarganya. Melati juga telah mengarumkan nama SMAnya bahkan negaranya. Melati memboyong ibu dan ayahnya ke Prancis, menikah dengan seorang dokter Prancis dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya di sana. Takkan ada yang bisa menyangka, arsitek terkemuka ini adalah orang yang dulu sering diejek dan dicemooh. Wanita yang dulunya hidup serba kekurangan.
Melati Mengharumi, dalam segala kekurangannya, telah sukses meraih mimpi.
-B 07/08/12


















