Aku suka saat istirahat, dimana aku bisa keluar meregangkan otot-ototku yang kaku setelah hampir setengah hari duduk tegak mendengarkan pelajaran yang membosankan. Ku ambil bola sepak dan ku ajak anak cowok di kelas bermain futsal dulu, sebelum akhirnya jajan bersama di kantin sekolah. Semakin banyak teman memang semakin menyenangkan, aku selalu merasa tidak pernah sendirian
Malam ini aku bermimpi, aneh. Aku bermimpi datang ke rumah Ann dan bertemu dengan Ann yang berpiyama, tidak memakai kacamata dengan rambut ikal nya yang tergerai cantik. Yang lebih aneh lagi di mimpiku Ann sangat pandai melukis. Lukisan yg halus, warna-warnanya lembut. Aku tersadar setelah berbincang dengannya sekarang, gambar-gambarnya itu sebenarnya adalah gambaran hatinya.
Dan keesokan harinya aku kembali bermimpi yang sama. Aku datang ke rumah Ann, dan kali ini mimpiku lebih panjang dari sebelumnya. Dalam mimpiku aku bercerita dengannya semalaman. Aku bertanya-tanya kenapa Ann begitu penyendiri di kelas? Padahal mengobrol dengan nya begitu menyenangkan. Aku bahkan tanpa sadar bercerita padanya tentang mimpiku menjadi pesebak bola dunia. Ann pun bercerita tentang cita-citanya mejadi pelukis terkenal.
Malam itu seperti ada perasaan aneh menelusup ke relung hatiku. hangat dan lembut seperti lukisan-lukisan Ann. Maka kuminta dia melukis wajahku tanpa sadar sambil berkata "aku sepertinya menyukai...lukisan dan juga pelukisnya." kulihat pipi Ann merona namun sejurus kemudian aku terbangun sebelum Ann sempat menjawab perasaanku.
Saat istirahat keesokan harinya Ann menunjukan sebuah lukisan di buku sketsanya. Lukisan wajahku?! Saking terkejutnya aku beteriak. Ku bilang pada Ann aku bingung kenapa dia menggambarku. hey apakah selama ini bukan mimpi?
Karena gugup tanpa sadar aku malah berjalan keluar dengan terburu-buru. Ku dengar suara tawa anak-anak perempuan dari dalam kelas. Sepertinya Ann dipermalukan karenaku.
Aku memutuskan berbalik ke kelas dan kemudian melihat wajah merah Ann di depan pintu. Dia menangis dan hatiku ikut sakit melihat nya. "Aku..." belum sempat aku melanjutkan kata-kataku Ann menepis tanganku dan menghilang di lorong kelas.
Malam ini dan mimpi itu lagi, ini kesempatanku meminta maaf. Bahkan untuk saat ini aku seperti orang bodoh yang tidak bisa membedakan mana mimpi dan dunia nyata. "Ann!" panggilku saat aku melihatnya telah masuk ke dalam mimpiku.
Belum sempat aku meraih tangannya, aku merasakan air yang dingin membasuh seluruh tubuhku membuatku terbangun. Aku mengerjapkan mata dan melihat wajah Ann yang marah sambil memegang gayung berisi air, ibu dan ayahnya Ann yang berdiri terheran-heran melihatku, dan lukisan-lukisan Ann yang tergantung rapi di ruang tamu. Aku? aku sekarang sedang berdiri mematung di rumah Ann. ini bukan mimpi
Kemudian aku sadar apa yang terjadi setelah ibu dan ayahku datang ke rumah Ann. Penyakit lama ku kambuh
Siang itu kulihat Ann sedang duduk di bukit belakang sekolah. Dari jauh ku lihat pandangan matanya menerawang jauh ke hamparan sawah dan sungai di depannya. Bukan dingin tapi tenang. ah mungkin sudah sedari lama aku jatuh cinta pada tatapannya itu.
"Biasanya ketika pagi hari nya aku lupa semuanya." kataku kepada Ann kemudian duduk di sampingnya. Ann kemudian menoleh ke arahku dengan tatapan penuh tanya. Kubuka kacamatanya dan ku usap dengan jemariku sudut matanya yg basah.
"Bahkan aku pernah menyetir dalam tidurku dan menabrakan mobil baru ayahku pada pamlet jalan. Namun saat pagi aku tidak akan ingat semuanya. Aku bangun dari tempat tidurku sperti bayi tanpa dosa" Ku lihat Ann mulai tersenyum aku melanjutkan kata-kataku.
"Berbeda dengan mu Annalice, dalam tidurku pun aku bermimpi tentangmu. Di dunia nyatapun saat kau bertanya padaku tentang gambar kemarin itu, aku sebenarnya ingat. Aku... Aku hanya gugup ketika itu. Dan aku ingat semua ceritamu Ann. Cita-citamu ingin seperti Picasso atau Affendi....
Ann bahkan dalam mimpi sekalipun, aku jatuh cinta padamu."
-B 15/05/14













